Swasembada Hantu pada Film Munafik 2 [Review] [Spoiler Alert!!!]

image source: IMDB

Tidak ada waktu yang lebih sulit dikejar dari:
1. Waktu Solat
2. Waktu Nonton Bioskop
3. Nonton Bioskop di Waktu Solat

Itu quote yang aku dapatkan saat sedang dalam perjalanan menuju bioskop yang sekarang selalu disematkan didalam Mall. Perjalanan kali ini aku tempuh untuk menonton film horror pertamaku yang berjudul Munafik 2. Langsung 2, karena Munafik 1 aku tidak tau kalau itu ada. Setelah solat maghrib aku langsung siap-siap karena film-film jaman sekarang memang pemutarannya pada jam-jam azan. Sialnya nonton bioskop tidak termasuk dalam syarat dibolehkannya men-jama' solat. Lalu pilihan jatuh pada jadwal jam 8 malam, lumayan lama setelah azan isya. Namun masalahnya adalah rumahku sangat jauh dari bioskop ini. Terpaksa perginya ya habis maghrib juga. Sampai disana jam 7:40 dan tiket jam 8 sudah habis. Jadi ya intinya kalau mau nonton film ini datanglah jam 8 untuk membeli tiket yang jam 9. Itu aja.


Jadi filmnya gimana?
Oke, aku orang yang sudah terlatih menonton film tidak dari awal. Nonton film dari sekual ketiga sudah biasa bagiku. Aku juga sebenarnya tidak terlalu kritis dan pengetahuan tentang cerita film-film pun bisa dibilang biasa saja. Aku suka nonton karena suka bikin film, walaupun masih film pendek. Dan menonton Munafik langsung yang ke-2 bukanlah sebuah masalah. Memang scene awalnya adalah kelanjutan dari Munafik 1 karena berkaitan dengan masa lalu dan di akhir juga ada jalan cerita yang berkaitan dengan satu sama lain dengan Munafik 1 dan bisa jadi akan menjadi kelanjutan untuk Munafik 3. 

Pembukaan film ini disuguhi dengan sebuah kejadian aneh yang dialami Ustad Adam dimana dia berada disebuah bangunan tak terpakai dan ada seorang anak perempuan berbaring disitu. Namanya Maria, entah siapa dia. Set adegan ini muncul beberapa kali ditengah film dan belakangan aku sadar bahwa adegan ini adalah mimpi dari ustad Adam. Mungkin ini yang akan sedikit membuat bingung, tapi pada intinya walaupun menonton Munafik 2 tanpa menonton Munafik 1 akan sedikit menimbulkan pertanyaan, tapi itu semua tertutupi, terbayar atau terlupakan dengan keseruan dari film itu sendiri dimana semua unsur "dapet". Seramnya dapet, jumpscare nya intoleran, tak memberi jarak nafas antara jumpscare satu dengan yang lain, built-up emotion nya pun seperti jumpscare juga. 


Peran Utama
Ustad Adam (Syamsul Yussof) sebagai tokoh utama, selain seorang ustad dia juga memiliki kemampuan khusus yaitu bisa merasakan atau melihat makhluk-makhluk ghaib. Sejenis indigo kalau aku membahasakannya. Tapi entah jenis apa aku tak tau yang jelas ia bisa melihat dan merasakan makhluk-makhluk begituan. Ini terungkap saat adegan Ustad Adam dan dua orang temannya mendatangi rumah Mbak Sakinah yang kelihatan kosong. Temannya berkata "kosong nih, sepi" (dalam bahasa Melayu) tapi Ustad Adam berkata "Tidak. Ramai." Disini aku angguk-angguk dan berkata "wah ini nih. Ini nih."

Dari pembukaan filmnya, hantu nya sudah langsung muncul. Langsung seram. Adik-adik didepan sudah langsung teriak. 5 menit pertama aku bergumam, "Wah, gawat nih. Kalau begini terus sampai akhir bisa kesetanan beneran." Tapi pelan-pelan aku mulai bisa mengikuti jalan cerita dari Munafik 2 ini. Itu dimulai saat Mbak Sakinah, tokoh yang sempat kukira dari Munafik 1, meminta bantuan kepada Ustad Adam perihal Ayahnya yang sedang sakit dan sedang dirawat didalam rumah yang sepertinya agak jauh dari perkampungan. Sakitnya apa tidak jelas, tapi karena ini film horror, aku berasumsi bapaknya Mbak Sakinah ini disantet. Minta tolongnya juga ke Ustad lagi. 

Ternyata semua ini ulah si Abujar si Fir'aun masa kini. Dia biang kerok si tukang santet bapaknya Mbak Sakinah yang ternyata adalah seorang Imam yang terkenal dikampungnya. Makanya Mbak Sakinah, Bapaknya dan anaknya si Aina mengasingkan diri dirumah tersebut. Pakaian Abujar pun mirip Fir'aun. Perannya sebagai orang jahat pun bagus. Senyumnya pun memang macam senyum setan.  Abujar selalu digambarkan bersama kroni-kroninya yang sebagian adalah masyarakat desa dan asistennya si Omar yang tampangnya bengis semua. Sayapun heran kenapa banyak masyarakat desa ikut dengan dia. Tapi, terlalu jujur. Terlalu kelihatan bahwa dia adalah orang jahat. Mungkin kalau bisa saya request di Munafik 3, buatlah orang jahatnya bertampang baik dan polos karena realita zaman sekarang orang jahat itu mukanya halus. Hehe, hehehe. 

Cerita
Bagian cerita ini memang benar-benar gila! Dalam menonton film horor, feel yang dihadirkan tentu saja seram. Tujuannya menyampaikan perasaan takut dan menegangkan kepada penonton. Tapi ini berbeda, bukan statis di seram saja. Perasaan tegang itu tertutupi dengan keseruan, tertutupi lagi dengan inspirasi, tertutupi lagi dengan jumpscare yang sesaat membuat kita lupa dengan jalan cerita yang sebenarnya. Saling buka tutup disana. 
Inilah saat dimana aku akan bingung kalau didepan pintu bioskop dicegat oleh wartawan dan ditanya pendapat tentang film Munafik 2. Inilah pertama kalinya aku menonton film horor, dan ternyata membawa faedah. Bukan sekedar jumpscare tak jelas.

Yang paling gila lagi adalah pada saat Ruqiyah head to head dengan Mbak Sakinah. Mbak Sakinah ini sempat kalap juga sama hantunya. Kalau soal build-up tense nya ya seperti kebanyakan film horor. Ada tempat gelap, muncul tiba-tiba dari belakang, pintu terkunci sendiri, dinding ditabok-tabok, didepan rumah ada sumur malah didatangi, rumah rusuh bukannya hidupin lampu dan ya hal yang begitulah. Tapi scene melawan hantunya gila ini seru banget beda sama scene-scene pertempuran film-film lain. Adu mantra, mantra nya bagus-bagus pula. Macam Harry Potter, namun syari'ah. Tapi entah mengapa ini bisa terasa lebih seru. Sakinah melawan, Ustad Adam pun melawan. Sakinah ngeyel, teman-teman ustad Adam membantu. Rasa-rasanya kamipun ikut dalam pertempuran itu karena ayat-ayat mantra yang disampaikan kebetulan kami ada yang hafal. Akupun tak sadar ikut bantu baca juga hahahaha. Yang disamping terdengar mengucap "Aamiin, aamiin" saat setelah Ustad Adam membaca sebuah ayat. hahahahaha. Energi kami benar-benar tersalurkan. Sarat akan dakwah yang dalam pada film ini.


Dakwah
Pesan dakwah dalam film ini sangat kuat sekali. Memang seperti kejadian yang ada sekarang. Seperti yang kita baca di kolom-kolom komentar instagram setiap hari. Orang bergaduh lah, orang menghujat lah, saling claim lah. Permasalahan yang diambil pun adalah permasalahan yang orang takut untuk bahas. Pun hantunya pun takut untuk dibahas orang juga. Jadi dengan menonton film ini, aku diajarkan untuk menghadapi ketakutanku sendiri. Film ini sangat berani mengkritik dan membahas hal yang selama ini aku hindari untuk bahas. Perasaan inilah yang juga membuatku tepuk tangan setiap kali Ustad Adam berhasil mengalahkan hantu-hantu itu. Atau saat Ustad Adam kesirep dan dibacakan mantera yang biasa kita baca setiap hari, itu membuatku membacanya juga. Rasanya pengen kubaca-bacakan juga temanku disebelah ini. Kok ada ya orang yang mengangkat Islam kayak begini. Saking cintanya kali ya kok bisa begini ya. Mengangkat kemenangan Islam. Aduh gila deh gila.

Minus
Bagian cerita yang paling tak kufahami adalah mimpi Ustad Adam yang satu lagi, bukan yang pertama. Dalam mimpi itu ia selalu didatangi hantu perempuan. Dan yang mengherankan, hantunya itu hantu Indonesia. Aku tak terkejut kalau hantu Indonesia banyak dipekerjakan diluar negeri dan banyak diminati karena hantu-hantu kami kualitasnya memang tak perlu diragukan lagi. Tapi bukankah hantu Indonesia dan hantu Malaysia itu sejenis? Kami dengarkan baik-baik cara dia berbicara dan ternyata memang benar-benar menggunakan logat Indonesia. Confrim lah ini hantu Indonesia. Akupun bangga kami masih tetap Swasembada hantu. Karena sepertinya memang cuma hantu yang masih tak kalah pamor di Indonesia ini. Tidak ada yang benar-benar tau hantu Indonesia ini siapa dan berperan sebagai apa. Yang jelas dia selalu muncul di mimpi Ustad Adam dan dia ngasih spoiler-spoiler ke Ustad Adam. Salah satunya adegan di sungai (which has the best cinematography in this movie) dimana si hantu Indonesia ini ngasih tau ke Ustad Adam bahwa mamaknya dalam bahaya. Peran lainnya adalah ia seperti berusaha menjatuhkan mental dan Iman Ustad Adam dimana ia selalu pesimis dengan dakwah Ustad Adam. Dia selalu menuduh Ustad Adam melakukan ini semua karena kepentingan dirinya sendiri. Hasutan setan ini memang benar-benar hasutan yang setan!


Lalu kejelasan cerita dan penokohan dalam film ini yang sebenarnya menjadi kekurangan. I'm very sorry for writing this, don't get me wrong, you guys have done a fantastic job but there is this little thing. Penokohan kurang dijelaskan secara gamblang. Aku tak tau apa sebenarnya hubungan Sakinah, Aina, Imam Malik dan Abujar ini. Kenapa Sakinah bisa menghubungi Ustad Adam, dll. Mungkin ini memang disediakan sebagai misteri supaya nyambung di Munafik 3. 
Lalu aku berharap endingnya ada sesuatu yang epic. Mungkin dengan cara yang tidak terduga sebelumnya. Berbeda dengan penokohan yang tidak bisa ditebak, jalan cerita dari Munafik 2 sebenarnya bisa ditebak. Tapi karena action horror yang bagus tadi, itu semua tertutupi.


Conclusion
Film ini bagus! Nontonlah kalian! Yang tak suka horor, bawa teman. Suruh dia tutup matamu saat hantunya keluar. Ya mungkin kamu bakal tutup mata terus. Tapi serius ini salah satu film yang bagus. Kalau bawa anak-anak siap-siap saja dia akan banyak bertanya ditengah film. 
Rating dari saya? GGWP. Saya tak mau berikan angka karena rating angka adalah rating yang absolut, sementara rating dari saya adalah rating relatif. 

Comments

Popular posts from this blog

Artificial Environment

Welcome to my Blog

Catatan Seorang Gadget Freak saat Membeli Smartphone [ Penjelasan Rekondisi, Second ori dll]