Internet Hari Ini

Indonesia hari ini sudah seperti di film-film dengan tema masa depan yang rilis di masa lalu. Walaupun vibes nya tidak se-estetik film-film itu, namun ciri manusianya sudah menjurus kearah sana. 

Salah satu pendukung utama Indonesia bisa merealisasikan film tersebut adalah dengan adanya bantuan internet. Sehebat apa internet di indonesia? Saya tidak tahu sehebat apa, tapi mungkin anda sedang membaca tulisan ini karena ada internet. Cukup hebat? Ya biasa saja dengan standard hari ini. Apalagi dengan adanya IndiHome IndiHome itu, yang sepertinya sudah nongkrong di dinding-dinding rumah kita. 


Uniknya, internet tidak hanya menjadi penghubung saja. Namun, internet di Indonesia sudah merangsek masuk ke dalam faktor faktor yang sifatnya pribadi, atau lebih spesifik ke kepribadian. Contohnya adalah peran internet terhadap kesehatan mental. 


Tanpa kita sadari, alam bawah sadar kita yang sebenarnya lebih dominan perannya ini, dapat dipengaruhi oleh sebab-sebab yang sayangnya sifatnya dibawah sadar juga. Internet adalah salah satu faktor yang mempengaruhi alam bawah sadar kita sehingga dapat mempengaruhi beberapa hal seperti pola pikir, mental, kepercayaan diri dan lain lain. Sekali lagi, sayangnya, pengaruh tersebut tidak kita sadari prosesnya. Tau tau sudah berdampak saja pada kepribadian kita. Kalau kata anak sekarang, kebanyakan main internet bisa membuat kita insecure, anxiety dan lain lain. Bahkan dengan membaca tulisan barusan, secara tidak sadar kita bisa merasa agak khawatir, penasaran, mengerutkan kening, alis naik sebelah atau sedikit tersenyum sebelah bibir. 


Namun fenomena tersebut ternyata bukan frase gaul-gaulan anak Jaksel saja. Fenomena ledakan konten yang tidak terbendung bisa menjadi indikator budaya. Apakah kebudayaan kita jadi tergeser karena konten sudah tidak terbendung, atau karena kebudayaan kita sedang bergeser makanya konten yang muncul hanya mengikuti zaman saja? Apakah ada Alpha-nya gitu didalam konsep peradaban dan kebudayaan?


Lalu bagaimana? Mari kita melihat fenomena ini dari sudut pandang lain. Tepatnya, melihatnya dari luar. Melihat fenomena ini, termasuk kita sendiri yang ada didalamnya, sebagai subjek. Sama seperti ketika kita mengamati Indonesia, saat kita berada diluar negeri. Kita menarik diri dari pergeseran-pergeseran tersebut, merantau secara fikiran ke dunia luar, lalu lihat apa yang terjadi. Setelah itu? Saya pinjam quote orang-orang dulu deh. Ambil yang baik, buang yang buruk. 


Sedikit kita pinjam ilmu lalat nyemplung ke dalam kopi. Bahwa jika racun lalat terdapat pada sayap satunya, maka penawar racun lalat ternyata ada di sayap sebelahnya. Makan tomat ternyata lebih baik dengan kulitnya. Agar tidak kembung, katanya minum air harus dari wadah kulit duriannya. Nah, apa persamaan lalat dan beberapa buah2an itu? Kata kuncinya adalah “keseluruhan”. Ternyata kita harus melihat segala sesuatu itu secara menyeluruh dan seluas mungkin. Barulah kita tahu, lalat itu ada penawarnya. Barulah kita tahu, tomat itu baik jika dimakan semua. Barulah kita tahu, kulit durian itu ada manfaatnya. Barulah kita tahu, sebenarnya manfaat internet bisa saja lebih besar daripada mudharatnya. Kalau setengah-setengah, ya keracunan!

Comments

Popular posts from this blog

Artificial Environment

Welcome to my Blog

Catatan Seorang Gadget Freak saat Membeli Smartphone [ Penjelasan Rekondisi, Second ori dll]